People Innovation Excellence

Apa Bedanya Sayang Anak dengan Memanjakan Anak?

Sebagai Orang tua, merupakan hal yang wajar bila kita ingin menjaga, dan tentu-nya memberikan yang terbaik untuk anak. Sewaktu anak kita masih kecil, sedapat mungkin kita menjaga agar anak tidak terluka. Secara otomatis sebagai Orang tua tentu kita ingin melindungi anak kita, dan sedapat mungkin memberikan kehidupan yang lebih baik untuk mereka. Dalam upaya melindungi anak kita, terkadang tanpa kita sadari perilaku yang kita anggap sebagai bentuk menyayangi justru sebenarnya adalah bentuk memanjakan anak. Yuk kenali, apa sih bedanya menyayangi dan memanjakan anak?

Secara sederhana, memanjakan dan menyayangi mudah dibedakan dengan pertanyaan “apakah saya memberikan apa yang anak saya butuhkan, atau anak saya inginkan?” Secara lebih rinci, ada 3 kategori memanjakan:

Materialistic Spoiling (Memanjakan dengan materi):

Orang tua yang cenderung memenuhi keinginan anak dengan menggunakan materi biasanya besar dari keluarga yang relative sederhana, sehingga berharap anak dapat memiliki hidup yang lebih nyaman, dan lebih baik dari diri mereka di masa sebelumnya. Akan tetapi, anak yang terbiasa mendapatkan apapun yang mereka minta cenderung tumbuh menjadi pribadi yang keras kepala, menuntut, dan tidak pernah puas, karena mereka terbiasa untuk menerima dan tidak punya kesempatan belajar untuk memberi, dan bersabar untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan anak menunggu, bersabar ketika anak menginginkan sesuatu. Hal ini juga secara tidak langsung melatih anak menghargai pemberian orang lain, dan juga segala sesuatu yang kita inginkan mungkin tidak selalu akan langsung kita dapatkan.

Social Spoiling (Memanjakan secara sosial)

Merupakan hal yang wajar bahwa sebagai Orang tua kita sangat pemaaf terhadap kesalahan yang diperbuat oleh anak. Akan tetapi tanpa sadar, kita juga mengharapkan lingkungan memaklumi kesalahan anak, dengan memberikan berbagai penjelasan yang kita anggap logis. Sebagai contoh, ketika anak mendorong teman-nya ketika bermain, beberapa Orang tua akan mengatakan “ah wajar, namanya juga anak-anak”, atau “maklum lah, namanya juga ga sengaja”. Tanpa sadar kebiasaan pemakluman ini membentuk anak menjadi pribadi yang cenderung menyalahkan orang lain, atau menyalahkan situasi ketika hal itu tidak berjalan sesuai dengan yang ia inginkan.

Emotional Spoiling (Memanjakan secara emosi)

Sebagaimana yang kita tahu, bahwa dalam hidup tentu ada masanya kita merasa sedih, ada juga masanya kita merasa bahagia. Salah satu tugas penting sebagai Orang tua yakni melatih anak untuk belajar mengelola emosinya, terutama ketika anak menghadapi perasaan kecewa, atau peristiwa yang kurang menyenangkan. Alih-alih kita menghindarkan anak dari perasaan kecewa, kita ajarkan anak bagaimana cara mengatasi dan menghadapi perasaan kecewa.

Sebagai contoh: ketika kita membelikan es krim untuk anak, dan kemudian es krim-nya terjatuh, beberapa Orang tua akan segera membelikan yang baru supaya anak tidak sedih. Padahal, langkah pertama yang dibutuhkan adalah anak belajar mengelola perasaan sedih dan kecewa, baru kemudian diberikan pemahaman bahwa apa yang ia inginkan bisa dicoba lagi, atau bisa dibeli lagi.

Singkatnya, kita sebagai Orang tua tentu mencintai anak kita, dan memanjakan merupakan suatu hal yang tidak sengaja kita lakukan sebagai bentuk dari kita menyayangi anak kita. Tapi bentuk cinta dari “memanjakan” sifatnya memenuhi kepuasan jangka pendek. Memanjakan mungkin terkesan lebih efektif untuk menyelesaikan masalah, namun itu hanya sesaat, dan kerap tidak membawa dampak yang positif di kemudian hari. Anak yang terbiasa dimanjakan seringkali kesulitan untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri, dan tidak memiliki keterampilan pengelolaan diri yang baik ketika ia beranjak dewasa. Oleh karena itusebagai Orang tua kita perlu berlatih juga mengekspresikan rasa sayang kita terhadap anak agar bisa diterima dan dipahami secara jangka panjang, dan tentunya membentuk anak menjadi pribadi yang tangguh dan suskes di masa depan.

by : -DC-

Sumber: Between Spoiling and Supporting Our Children – Kids Summit


Published at : Updated

Periksa Browser Anda

Check Your Browser

Situs ini tidak lagi mendukung penggunaan browser dengan teknologi tertinggal.

Apabila Anda melihat pesan ini, berarti Anda masih menggunakan browser Internet Explorer seri 8 / 7 / 6 / ...

Sebagai informasi, browser yang anda gunakan ini tidaklah aman dan tidak dapat menampilkan teknologi CSS terakhir yang dapat membuat sebuah situs tampil lebih baik. Bahkan Microsoft sebagai pembuatnya, telah merekomendasikan agar menggunakan browser yang lebih modern.

Untuk tampilan yang lebih baik, gunakan salah satu browser berikut. Download dan Install, seluruhnya gratis untuk digunakan.

We're Moving Forward.

This Site Is No Longer Supporting Out-of Date Browser.

If you are viewing this message, it means that you are currently using Internet Explorer 8 / 7 / 6 / below to access this site. FYI, it is unsafe and unable to render the latest CSS improvements. Even Microsoft, its creator, wants you to install more modern browser.

Best viewed with one of these browser instead. It is totally free.

  1. Google Chrome
  2. Mozilla Firefox
  3. Opera
  4. Internet Explorer 9
Close