Biar Jauh Tetap Nyambung: Obrolan Sehat Orangtua dan Anak
Perubahan besar dalam hubungan orangtua dan anak dapat terjadi ketika anak memasuki dunia perkuliahan, terutama jika anak kuliah jauh dari tempat asal. Perubahan tersebut akan dirasakan baik oleh orangtua maupun anak. Keduanya perlu beradaptasi dengan jarak fisik dan emosional. Namun, kondisi tersebut tidak mejadi alasan untuk menjauh atau menjadi renggang. Komunikasi yang sehat dapat menjadi kunci agar hubungan orangtua dan anak tetap berjalan dengan baik. Berikut ini beberapa cara yang dapat diterapkan dalam menjaga komunikasi dengan anak.
Pertama, berikan ruang terhadap anak untuk bereksplorasi dan bertumbuh, tanpa merasa diawasi terus-menerus. Perlu dipahami bahwa saat ini merupakan masa dimana anak membangun jati diri dengan belajar mengatur waktu, membuat keputusan, dan menjadi mandiri. Maka dari itu, lebih baik tunjukkan rasa percaya dibandingkan bertanya tentang hal-hal detil setiap hari.
Kedua, tetapkan pola komunikasi yang disepakati bersama dengan anak. Setiap keluarga tentunya memiliki pola komunikasi yang berbeda, seperti video call atau telepon singkat setiap hari atau pada waktu-waktu tertentu. Sepakati komunikasi seperti apa yang cocok untuk kedua pihak, serta perhatikan kualitas dan kenyamanannya.
Ketiga, pada saat berkomunikasi dengan anak jadilah pendengar yang baik untuk mereka. Terkadang, anak hanya butuh untuk didengarkan, bukan diberikan nasihat atas keluh kesahnya. Dengarkan sampai selesai cerita dari anak, jangan terburu-buru untuk memberikan solusi. Kemudian orangtua dapat menunjukkan rasa empati terhadap kondisi anak dan memberikan saran jika diminta.
Keempat, orangtua dapat menjadi tempat yang aman bagi anak, tanpa memberikan tekanan tambahan. Perlu dimengerti anak mungkin saya menghadapi banyak tekanan, seperti akademik dan sosial. Saat berkomunikasi, hindari memberikan tekanan tambahan terhadap anak. Misalnya, membandingkan anak dengan anak orang lain atau terlalu sering bertanya tentang nilai.
Menjaga komunikasi yang sehat dengan anak merupakan hal penting untuk dipehatikan. Ketika berkomunikasi, fokus yang perlu diperhatikan adalah kualitasnya, bukan seberapa sering orangtua menghubungi anak. Dengan adanya empati, kepercayaan, dan komunikasi terbuka, jarak yang jauh tidak menjadi penghalang kedekatan dengan anak. Selain itu, komunikasi dan perhatian juga tidak hanya bisa ditunjukkan melalui ucapan verbal. Orangtua juga dapat memberikan perhatian dengan hadir pada setiap momen penting anak dan mengirimkan kado atau paket yang dapat menyenangkan anak.
Sumber:
- Family Fire. (n.d.). Staying connected to your college student. ReFrame Media.
https://familyfire.com/articles/staying-connected-to-your-college-student - Mumtaz, M. S., Kurniawan, H., & Fahmi, R. (2024). Hubungan pola asuh otoritatif dan intensitas komunikasi jarak jauh dengan keterbukaan diri mahasiswa perantau. Universitas Diponegoro. https://eprints.undip.ac.id/
- Najmudin, N., Khotima, N., & Lubis, R. (2023). Peran orang tua terhadap psikologis anak rantau melalui komunikasi jarak jauh. Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan, 11(2), 90–98. https://jurnal.unimed.ac.id/
- National Council on Family Relations. (n.d.). Parenting college students from a distance. Family Focus Blog. https://www.ncfr.org/family-focus
- Putra, M. R. Y., & Malau, D. F. (2020). Pola komunikasi pada hubungan jarak jauh anak dan orang tua. Telkom University. https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/
SOCIAL MEDIA
Let’s relentlessly connected and get caught up each other.
Looking for tweets ...