People Innovation Excellence

Membangun Ketahanan (Resiliensi) Mahasiswa dalam Menghadapi Tantangan

Dalam perjalanan hidup, tidak ada orang yang terhindar dari kegagalan dan rasa kecewa, termasuk Mahasiswa sebagai individu yang mulai beranjak dewasa. Salah satu kunci untuk mencapai kesuksesan terletak pada kemampuan untuk bangkit kembali dan tumbuh dari pengalaman atas kegagalan atau kekecewaan yang dialami.

Resiliensi merupakan kemampuan untuk menangani tekanan, mengatasi kesulitan dan bangkit kembali setelah menghadapi kegagalan atau kekecewaan. Bagi mahasiswa, hal ini melibatkan kemampuan untuk tetap bertahan dan beradaptasi di tengah tantangan akademik, sosial dan emosional yang muncul selama masa perkuliahan. Orangtua memainkan peran penting dalam membantu anak mengembangkan resiliensi anak bahkan Ketika mereka sudah berada di perguruan tinggi. Melalui dukungan emosional, mendorong kemandirian dan pemberian umpan balik yang konstruktif, orangtua dapat membantu anak memperkuat ketangguhan emosional anak untuk menghadapi tantangan. Berikut ini adalah strategi yang dapat diterapkan orangtua bagi anak untuk meningkatkan resiliensi mereka:

  1. Penerimaan Kegagalan dan Kesalahan

Orangtua perlu menanamkan pemikiran pada anak bahwa melakukan kesalahan adalah hal yang wajar dan hal itu merupakan proses pembelajaran. Melakukan kesalahan, bahkan kegagalan yang dialami merupakan peluang menuju pertumbuhan dan pendewasaan diri.

  1. Mengajarkan Keterampilan Pemecahan Masalah

Orangtua dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang efektif pada anak. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajarkan anak untuk mengidentifikasi masalah, mencari solusi, dan melaksanakannya dengan efektif serta melakukan evaluasi.

  1. Memberikan Dukungan Sosial

Orangtua dapat memberikan umpan balik yang membangun, yang melibatkan pemberian apresiasi dan juga kritik yang bermanfaat terhadap baik buruknya kinerja anak. Selain itu, orangtua dapat mendukung anak untuk membangun hubungan sosial yang membangun baik dengan teman sebaya, staf pengajar, dan mentor yang diberikan.

  1. Menumbuhkan Optimisme Anak

Mengajarkan anak untuk memandang masa depan dengan sikap yang positif, dan memiliki keyakinan akan kemampuan anak untuk mengatasi kesulitan.

Arif, Iman S.(2016). Psikologi Positif: Pendekatan Saintifik Menuju Kebahagiaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Seligman, M.E.P. (1990). Learned Optimism: How to Change Your Mind and Your Life. New York: Pocket Books


Published at :

Periksa Browser Anda

Check Your Browser

Situs ini tidak lagi mendukung penggunaan browser dengan teknologi tertinggal.

Apabila Anda melihat pesan ini, berarti Anda masih menggunakan browser Internet Explorer seri 8 / 7 / 6 / ...

Sebagai informasi, browser yang anda gunakan ini tidaklah aman dan tidak dapat menampilkan teknologi CSS terakhir yang dapat membuat sebuah situs tampil lebih baik. Bahkan Microsoft sebagai pembuatnya, telah merekomendasikan agar menggunakan browser yang lebih modern.

Untuk tampilan yang lebih baik, gunakan salah satu browser berikut. Download dan Install, seluruhnya gratis untuk digunakan.

We're Moving Forward.

This Site Is No Longer Supporting Out-of Date Browser.

If you are viewing this message, it means that you are currently using Internet Explorer 8 / 7 / 6 / below to access this site. FYI, it is unsafe and unable to render the latest CSS improvements. Even Microsoft, its creator, wants you to install more modern browser.

Best viewed with one of these browser instead. It is totally free.

  1. Google Chrome
  2. Mozilla Firefox
  3. Opera
  4. Internet Explorer 9
Close