Mendampingi tanpa Mengambil Alih
Dear Parents, terkadang ada masanya sebagai Orang tua kita merasa bingung bagaimana harus bersikap dan memposisikan diri ketika berinteraksi dengan anak remaja yang saat ini sedang beranjak dewasa. Beberapa dari parents juga mungkin mempertanyakan sejauh mana kita sebagai orang tua bisa terlibat dalam perkembangan anak. Namun di sisi lain juga Orang tua tetap perlu peka pada batasan bahwa putra/i kita memiliki privasi yang perlu dihargai. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana kita tetap bisa mendampingi putra/i kita tanpa mengambil alih. Berikut beberapa tips yang dapat parents coba terapkan dalam mendampingi putra/I Bapak/Ibu yang memasuki dunia perkuliahan:
- Membangun komunikasi dua arah
Seiring perkembangan zaman tantangan setiap era berubah. Hal ini juga berpengaruh bagaimana pola asuh lama mungkin kurang cocok untuk diterapkan pada anak-anak zaman sekarang. Sehingga sebagai orang tua perlu mencari cara baru untuk dapat mendampingi putra/i-nya. Hal yang sekiranya dapat parens coba terapkan yakni membangun budaya baru dalam bentuk komunikasi dua arah. Sebagaimana kita sebagai Orang tua memiliki harapan untuk didengar oleh anak, anak juga memiliki harapan yang sama, yaitu didengar oleh Orang tua. Oleh karena itu, penting membangun komunikasi dua arah agar kedua belah pihak sama-sama merasa dimengerti dan dihargai pendapatnya.
- Belajar menerima bahwa anak mulai beranjak menjadi manusia dewasa
Dapat dipahami bahwa sebagai Orang tua, kita tentunya mengharapkan yang terbaik untuk anak. Bagaimana Bapak/Ibu mendampingi Putra/i-nya dari kecil hingga dewasa, mengurus berbagai hal detil anak membuat kebiasaan-kebiasaan tersebut sulit lepas. Akan tetapi di sisi lain, kita juga perlu belajar menerima bahwa anak-anak saat ini sedang belajar dan bertumbuh menjadi orang dewasa. Dalam upaya mempersiapkan anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan paham dengan kewajiban-kewajibannya, maka anak perlu dilatih sejak dini. Salah satunya dengan cara memberi kesempatan bagi anak untuk menyelesaikan masalahnya, memberi kesempatan pada anak untuk bertanggung jawab, dimulai dari hal sederhana seperti secara mandiri mengurus keperluan sehari-harinya. Apabila dalam proses anak berbuat salah, sedapat mungkin kita mengajak anak untuk fokus pada solusi dan penyelesaian masalah.
- Menjadi teman bagi anak
Terakhir, hal yang juga penting untuk dibangun yakni bagaimana Orang tua dapat menjadi teman bagi anak. Sebagai Orang tua, kita pernah berada pada usia remaja. Akan tetapi sebagai anak, mereka belum pernah berada pada posisi sebagai Orang tua. Oleh karena itu, kita sebagai Orang tua perlu mengingat Kembali masa-masa kita sebagai remaja dan bagaimana kita pada saat itu ingin membangun kedekatan dengan Orang tua. Menjadi teman bukan berarti kita menurunkan posisi dan menuruti semua permintaan anak. Menjadi teman itu justru bagaimana kita bisa membangun “trust” atau rasa percaya dan menjadi tempat untuk anak berbagi keluh kesah, yang tidak menghakimi, dan dapat memberikan rasa aman bagi anak untuk bercerita. Menjadi teman bagi anak, juga memberi kesempatan bagi kita untuk bisa mengenal teman-teman anak kita, dan membuat kita lebih mengenal lingkungan pertemanan anak kita.
Semoga tips singkat ini dapat membantu parents dapat memiliki relasi yang lebih dekat, dan lebih hangat dengan putra/i Bapak/Ibu.
Sumber: Intisari sesi parenting Parents Day 2023
Published at :
SOCIAL MEDIA
Let’s relentlessly connected and get caught up each other.
Looking for tweets ...