Menghindari Label pada Anak
Dear Parents,
Terkadang ketika kita sedang terbawa emosi, tanpa sadar kita memberikan “label” kepada anak-anak kita. Bahkan kita tidak menyadari bahwa kata-kata yang kita gunakan merupakan bagian dari “labeling”. Oleh karena itu, sebelum kita masuk ke dampak dari labeling, yuk kenali terlebih dahulu kata-kata seperti apa yang termasuk ke dalam labeling.
Secara singkat, labeling didefinisikan sebagai satu istilah atau sebutan yang kemudian digunakan untuk mengeneralisir karakter seseorang. Sebagai contoh, “anaknya sulit dibilangin”, “anak-nya tuh memang malas, bangunnya siang melulu”, “ini emang kebiasaan anaknya tukang bohong”, “anaknya memang ga pinter matematika”, dan sebagainya.
Sebutan-sebutan (labeling) yang kita anggap sebagai suatu hal yang ringan, tanpa sadar membekas dan terbawa oleh anak-anak kita. Labeling membuat anak-anak meyakini apa yang disampaikan oleh orang tua atau orang-orang di sekitarnya sebagai suatu hal yang melekat pada dirinya. Tanpa sadar anak menampilkan perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat orang tua merasa apa yang diasumsikan adalah benar dan terkonfirmasi lewat perilaku yang dimunculkan oleh anak. Padahal ini merupakan dampak dari label-label yang tanpa sadar kita berikan kepada anak.
Sebagai contoh, anak yang sering dicap malas oleh orang tua akhirnya membuat anak menjadi tidak melakukan apa-apa karena merasa apa yang diperbuat akan selalu salah di mata orang tua dan tidak diapresiasi. Ketika anak tidak melakukan apapun, yang terlihat secara kasat mata adalah anak yang malas sesuai dengan apa yang orang tua katakan. Dengan kata lain, labeling merupakan suatu lingkaran yang tidak berkesudahan. Ketika kita memberikan label kepada anak, sekali melekat pada anak, label tersebut sulit untuk dilepaskan, karena label bisa membawa dampak besar pada rasa percaya diri, perilaku, dan tanpa sadar juga membentuk identitas diri anak.
Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah labeling pada anak, antara lain:
- Apabila anak melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang perilaku yang ditujukan pada situasi tertentu, maka sebagai orang tua, kita perlu fokus pada satu perilaku yang terjadi saat itu, dan tidak mengeneralisir. Alih-alih mengatakan “kamu tuh selalu … / tidak pernah…”, cobalah menggunakan kata-kata “yang kamu lakukan hari ini tidak tepat karena…” atau “akan lebih baik kalau kamu…” disertai dengan penjelasan supaya anak memahami alasan dibalik larangan kita.
- Kenali alasan anak melakukan sesuatu. Kerap kali kita memberikan label kepada anak karena kita berasumsi dengan kacamata kita sebagai orang dewasa. Luangkan Waktu untuk mendengarkan alasan anak agar kita lebih paham mengapa anak melakukan hal tersebut.
Yuk mulai berlatih membangun komunikasi yang lebih sehat dengan anak-anak kita. Semoga bermanfaat.
Sumber
a. Consequences of labelling children + how to avoid it – Complete Wellbeing
b. https://www.mummypages.ie/
SOCIAL MEDIA
Let’s relentlessly connected and get caught up each other.
Looking for tweets ...