People Innovation Excellence

Mendampingi Anak Menghadapi Kekecewaan

Mendampingi Anak Menghadapi Kekecewaan

Kekecewaan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dalam hidup termasuk dalam kehidupan anak dan remaja. Kekecewaan merupakan reaksi emosi alami yang terjadi setelah seseorang menghadapi kegagalan dalam memenuhi harapan mereka ataupun harapan orang lain. Remaja seringkali dapat merasa kecewa ketika mereka tidak bisa mencapai tujuan yang telah mereka tentukan, misalnya gagal mendapat nilai yang baik, mendapat penolakan dari Universitas atau Jurusan yang diinginkan, atau tidak diterima dalam kelompok pertemanan yang mereka harapkan. Reaksi terhadap kekecewaan ini dapat menyebabkan remaja merasa murung, kehilangan semangat, mengasihani diri sendiri, menimbulkan rasa tidak kompeten atau tidak mampu, yang jika terjadi terus-menerus akan menurunkan harga diri mereka dan bahkan menghalangi upaya pencapaian tujuan masa depan mereka.

Kekecewaan memang bukan emosi yang menyenangkan dan bahkan rasanya bisa sangat buruk. Tapi tidak berarti itu adalah emosi buruk yang harus terus dihindari. Sebaliknya, kekecewaan sebenarnya merupakan emosi yang sehat dan positif yang berperan penting dalam perkembangan emosi, intelektual, dan sosial anak dan remaja, terutama ketika kita dapat memahami nilai dari emosi tersebut untuk membantu mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua ketika mendampingi anak menghadapi kekecewaan

  1. “Izinkan” anak merasa kecewa

Orang tua memiliki kecenderungan untuk melindungi anak dari hal yang tidak mengenakkan termasuk melindungi dari kekecewaan. Coba berikan kesempatan bagi anak untuk sesekali merasakan kekecewaan karena hal ini dibutuhkan untuk mempersiapkan mereka menghadapi masa dewasa secara mandiri. Kekecewaan merupakan bagian normal dari hidup yang membantu seseorang untuk membangun resiliensi – kemampuan untuk bangkit serta mengajarkan cara memproses serta mengelola emosi.

    2. Dengarkan dan terima

Hindari untuk terburu-buru mengatasi masalah yang dialami oleh anak. Sebaliknya, coba untuk mendengarkan dan terima rasa frustasi dan kekecewaan yang dimiliki oleh anak. Penting untuk tidak menilai sebelah mata hal yang membuat mereka merasa kecewa. Tekankan bahwa orang tua bersedia untuk mendampingi, mendengarkan, dan mendukung mereka untuk melalui momen tersebut.

    3. Berdiskusi dan berikan alternatif perspektif

Sebagai manusia yang hidup lebih lama dan merasakan kekecewaan lebih banyak, orang tua bisa menjadi teman diskusi yang memberikan perspektif yang mungkin tidak dipikirkan anak sebelumnya. Orang tua bisa mengajak anak berdiskusi mengenai apa alasan yang membuat mereka kecewa?; apakah ekspektasi atau harapan yang mereka miliki realistis atau tidak?; apa yang bisa dipelajari dari momen tersebut?; apa hal yang bisa dilakukan agar mereka bisa kembali merasakan perasaan senang dan puas? Coba untuk menggali hal-hal positif dan yang masih bisa dilakukan dari situasi yang sedang mereka alami. Ketika orang tua ingin mencoba memberikan perspektif atau ide penyelesaian masalah, pastikan bahwa anak sudah selesai menyampaikan pendapatnya dan sudah siap menerima pendapat orang tua. Hindari untuk membuat alasan atau janji manis ataupun mengkritik orang yang mengecewakan mereka karena dapat berakibat anak semakin merasakan hal negatif pada orang tersebut. Fokus pada perasaan yang mereka alami dan ajarkan mereka untuk melihat situasi dalam konteks yang lebih luas.

    4. Berikan afirmasi

Beritahu pada anak bahwa pada akhirnya mereka akan bisa melewati kekecewaan ini dan bisa mencapai tujuan mereka jika mereka bekerja keras. Pastikan mereka mengetahui bahwa orang tua tetap menyayangi mereka terlepas dari kesuksesan dan kegagalan mereka.

 

Sumber:

https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-power-prime/201106/parenting-disappointment-is-good

https://childmind.org/article/how-to-help-your-kids-handle-disappointment/

https://www.allprodad.com/how-to-help-your-teen-deal-with-disappointment/

https://education.nsw.gov.au/parents-and-carers/wellbeing/mental-health/talking-to-your-teen-about-disappointment

 


Published at :

Periksa Browser Anda

Check Your Browser

Situs ini tidak lagi mendukung penggunaan browser dengan teknologi tertinggal.

Apabila Anda melihat pesan ini, berarti Anda masih menggunakan browser Internet Explorer seri 8 / 7 / 6 / ...

Sebagai informasi, browser yang anda gunakan ini tidaklah aman dan tidak dapat menampilkan teknologi CSS terakhir yang dapat membuat sebuah situs tampil lebih baik. Bahkan Microsoft sebagai pembuatnya, telah merekomendasikan agar menggunakan browser yang lebih modern.

Untuk tampilan yang lebih baik, gunakan salah satu browser berikut. Download dan Install, seluruhnya gratis untuk digunakan.

We're Moving Forward.

This Site Is No Longer Supporting Out-of Date Browser.

If you are viewing this message, it means that you are currently using Internet Explorer 8 / 7 / 6 / below to access this site. FYI, it is unsafe and unable to render the latest CSS improvements. Even Microsoft, its creator, wants you to install more modern browser.

Best viewed with one of these browser instead. It is totally free.

  1. Google Chrome
  2. Mozilla Firefox
  3. Opera
  4. Internet Explorer 9
Close