Tips Parenting “Hal-hal yang Perlu di hindari Saat Mahasiswa Memasuki Jenjang Perkuliahan”
Orangtua mungkin tidak menyadari bahwa perkuliahan berbeda dengan SMA. Pervedaan tersebut umumnya terletak pada harapan, kemampuan, kebutuhan dan pola pikir. Seringkali Orangtua tetap melanjutkan perilaku mendorong dan memotivasi seperti anak duduk di bangku SMA karena Orangtua tidak menyadari bahwa usaha ini dapat berbalik dan memunculkan masalah yang sebenarnya harus dihindari saat anak memasuki dunia perkuliahan.
Hal-hal yang perlu Orangtua hindari saat anak memasuki jenjang perkuliahan :
- Menyelesaikan masalah untuk mereka
Dalam perkuliahan, mahasiswa di harapkan dapat mencari sendiri solusi dari suatu permasalahan. Artinya Orangtua perlu menerima bahwa sesekali mahasiswa akan membuat kesalahan dan gagal. Situasi ini akan mengasah kemampuan resiliensi. Resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit. Kemampuan ini penting dimiliki oleh mahasiswa untuk menjadi seorang karyawan nantinya. Apabila resiliensi mahasiswa tidak diasah saat menjalani perkuliahan, kemungkinan mereka mencari pekerjaan pun sulit. Orangtua perlu mendorong mahasiswa menyelesaikan masalah sendiri yang akan mengasah resiliensi mereka untuk kehidupan yang sukses.
Apa yang perlu di lakukan : Arahkan mereka dalam penyelesaian masalah. Apabila mahasiswa memiliki masalah dengan teman asrama, tanyakan pada mahasiswa apakah mereka memiliki kontak untuk meminta bantuan terkait masalah tersebut. Biarkan mahasiswa menghubungi bantuan tersebut tanpa perlu menelepon atau chat pada Orangtua setiap hari.
- Menanyakan kabar setiap hari
Apabila Orangtua belum pernah berpisah dengan mahasiaswa dalam jangka waktu lama secara natural akan khawatir dengan keadaan mahasiswa. Seringkali Orangtua melakukan secara berlebihan dengan mengirim chat, telepon, dan email setiap hari. Melakukan kontak yang berlebihan dengan Orangtua membuat mahasiswa tetap berada dalam tahap perkembangan remaja dan menghindari kekhawatiran dan kesulitan untuk melangkah menjadi dewasa muda Apa yang bisa dilakukan : Buat rencana dalam menghubungi mahasiswa. Diskusikan dengan mahasiswa kapan waktu yang tepat untuk menghubungi mereka ? Apakah mereka bersedia untuk di chat satu kali sehari ? Menelepon atau video call seminggu sekali ? Tujuannya adalah tetap terhubung namun secara moderat.
- Menanyakan nilai mereka
Secara umum, nilai mahasiswa akan turun pada awal perkuliahan, karena sistem belajar yang berbeda, mempelajari materi baru, lingkungan baru, teman baru, dan sistem administrasi yang masih asing. Melihat situasi tersebut mahasiswa memiliki beban tersendiri yang mempengaruhi nilai dan IPK dalam satu tahun pertama. Apa yang perlu di lakukan : Sebaiknya pusatkan perhatian pada tugas dibandingkan nilai. Tanyakan proyek apa yang sedang mereka kerjakan ? Apakah mereka tertarik dengan proyek tersebut ? Apa yang membuat mereka berpikir proyek mereka akan berhasil ? Apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki proyek tersebut ?
- Bereaksi terhadap emosi mereka
Secara natural sesekali mahasiswa akan menghadapi hari-hari yang penuh tekanan. Kondisi ini merupakan bagian dari adaptasi lingkungan baru. Ingat setiap mahasiswa akan bergantung pada Orangtua di masa tertekan. Apabila Orangtua merespon dengan marah mahasiswa dapat merasa bersalah, mereka menggunakan energi dan waktu untuk berusaha menenangkan Orangtua dibandingkan menghadapi perasaan mereka. Apa yang dapat dilakukan : Dukung mahasiswa dengan berusaha bersama. Orangtua dapat menenangkan diri sendiri dan berdiskusi dengan mahasiswa mengenai solusi yang efektif. Tujuan Orangtua adalah membuat mahasiswa berfungsi sebagai dewasa muda yang bertanggung jawab.
Sumber :
https://undergradeasier.com/tips-for-Orangtuas/
Tips for Orangtuas: 4 Things to Avoid When Your Kids Go to College. By Adam Sanford
Published at :
SOCIAL MEDIA
Let’s relentlessly connected and get caught up each other.
Looking for tweets ...