Saran Metode Pengasuhan Remaja
Mengasuh remaja bukanlah hal yang mudah. Hal ini karena di masa remaja timbul stress dan gejolak yang hebat. Usia remaja digolongan mulai dari rentang 10 sampai 22 tahun. Berikut ini beberapa saran pedoman pengasuhan remaja untuk orang tua (
- Menghormati privasi.
Hendaknya para orang tua menghormati privasi para remaja. Misalnya, tanpa ijin masuk ke kamar mereka, melihat isi tas atau email bahkan Handphone pribadi. Kurang menghormati privasi dapat mengurangi rasa saling percaya dan bisa menjadi model yang tidak diinginkan (sneakiness) bagi para remaja.
- Berdiskusi Dua Arah
Setiap remaja sudah dapat dilibatkan dalam diskusi dua arah. Artinya, diskusi yang dibangun antara pihak orang tua dan remaja bersifat saling memberi dan menerima satu sama lain nya. Komunikasi dua arah bisa dilakukan dengan cara mendengarkan dan memberikan masukan dengan contoh fakta dari pengalaman orang lain sehingga remaja tidak merasa sedang dihakimi.
- Menghindari Kritikan Sarkasme atau Meremehkan
Hendaknya orang tua dapat memberikan saran dan masukan dengan kalimat yang membangun dan positif bagi para remaja. Kritikan yang sarkasme dan meremehkan dapat merendahkan harga diri remaja dan mematahkan kepercayaan antara orang tua dan dan anak.
Contoh nya kritikan sarkasme atau meremehkan, “Masa begitu saja kamu tidak bisa”, Kata-Kata tersebut lebih baik diubah contoh nya “Apa hal yang membuat kamu sulit? Kita bisa diskusikan dan cari solusi nya ini bersama-sama.”
- Memberikan Batasan Ketika Memberikan Saran / Kritikan
Terlalu banyak saran yang diberikan kepada remaja dapat menumbuhkan rasa tidak percaya diri seorang remaja. Menurut Monica Jackman, seorang ahli terapi di Port St. Lucie, Florida, terlalu banyak kritikan memengaruhi bagian otak yang mengelola emosi yang berakibat pada pengabaian terhadap kritikan. Greg Hajcak Proudfit, psikolog di Stony Brook University mengatakan bahwa hal ini dapat menjadi akibat timbulnya gangguan kecemasan.
Psikolog dari Klinik Remaja RSAB Harapan Kita Ade Dian Komala mengatakan kesalahan orangtua meghadapi pubertas remaja yaitu lebih banyak berbicara daripada mendengar dan berkomunikasi. Orangtua hendaknya tidak menyalahkan, menghakimi, dan merasa lebih tahu.
- Tidak Bereaksi Terhadap Emosi Buruk dan Negatif dari Remaja.
Merespon dan bereaksi kepada remaja yang sedang meluapkan emosi terburuk nya hanya akan berdampak pada interaksi negatif antara orang tua dan remaja. Lalu, apa yang dapat Anda lakukan? Yang pertama, dengarkan terlebih dahulu keinginan nya dan tidak memotong pembicaraan. Selanjutnya berikan komentar, pertimbangan dan penilaian namun tidak menyudutkan, Yang kedua, tampilah dengan bahasa tubuh yang netral. Yang ketiga, Anda juga dapat membangung relasi yang lebih baik supaya tidak ada kecanggungan antara Anda dan si remaja dengan memperluas pengetahuan mengenai dunia remaja saat ini
- Menetapkan dan Menyepakati Standar Perilaku Yang Jelas.
Orang tua dan remaja hendaknya menyusun dan menyepakati aturan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan degan cara berdsikusi. Di dalam aturan hendaknya juga disepakati konsekuensi akibat dari pelanggaran. Konsekuensi tersebut hendaknya dilaksanakan secara konsisten supaya tidak membingungkan si remaja.
- Melakukan Pendekatan dan Memperkenalkan Konsekuensi
Orang tua hendaknya melakukan pendekatan jika remaja melakukan hal yang kurang pantas. Pendekatan dengan cara berdialog, berdiskusi, mengarahkan tanpa menghakimi sehingga si remaja menyadari secara spesifik perilaku yang kurang pantas tersebut. Orang tua harus memantau dan menegakan konskuensi secara konsisten sampai remaja setuju dan memahami bahwa sudut pandang Anda sebagai orang tua adalah benar perihal perilaku tersebut tidak pantas.
- Tidak Berlebihan Menjalin Keterlibatan dengan Remaja
Hendaknya orang tua selalu terlibat dengan remaja tanpa terlalu melindungi, atau sebaiknya terlalu mengganggu mereka. Keterlibatan orang tua sesuai porsi nya dibutuhkan untuk menjaga kelekatan antara orang tua dan remaja. Hal ini melibatkan kepercayaan orang tua terhadap remaja untuk menumbuhkan rasa dipercaya.
- Bersiap untuk Perubahan Tingkat Keterlibatan
Seringkali remaja ingin dekat dan menerima bantuan dari orang tua. Sebaliknya, hanya ingin sendiri atau hanya bersama-sama dengan teman sebaya mereka untuk menyelesaikan masalah. Dalam hal ini, Psikolog dari Klinik Remaja RSAB Harapan Kita, menganjurkan komunikasi yang tepat dan efektif secara dua arah untuk menanggulangi efek buruk pergaulan remaja.
- Memberikan Kehangatan dan Penerimaan
Orang tua hendaknya memberikan kehangatan dan penerimaan kepada remaja sehingga menumbuhkan kenyamanan bagi remaja. Dengan harapan remaja dapat terbuka dan orang tua tetap bisa memantau perkembangan perilaku mereka.
Sumber :
cnnindonesia.com.12 Gaya Komunikasi Orang Tua yang Ciptakan Jarak dengan Anak
D’Angelo, S. L., & Omar, H. Α. (2003). Parenting Adolescents. International Journal of Adolescent Medicine and Health, 15(1).
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=3554
https://hellosehat.com
https://replubika.com
Published at :
SOCIAL MEDIA
Let’s relentlessly connected and get caught up each other.
Looking for tweets ...