People Innovation Excellence

KEKUATAN KATA

Pernahkah Bapak atau Ibu berpikir seperti:

“Anak saya merupakan kebanggaan saya. Orang tua mana yang tidak ingin anaknya sukses?”

“Kalau saya sudah tidak ada, saya ingin anak saya bisa mandiri dan mencukupi kehidupannya sehari-hari.”

       Saya adalah seorang konselor di perguruan tinggi sekaligus seorang anak dari kedua orang tua saya. Berprofesi sebagai konselor membuat saya dapat lebih dalam mengenali pikiran dan perasaan orang tua. Kedua contoh ilustrasi di atas umum saya dengar saat proses konseling. Semua orang tua ingin anaknya sukses. TIDAK ADA orang tua yang mengabaikan masa depan anaknya.

      Meskipun demikian, apakah pemikiran dan harapan orang tua yang positif diterima sebagai pesan yang sama di diri anak? Dari kaca mata anak, ada yang dapat dengan mudah menerima bahwa tujuan orang tuanya baik, tapi tidak sedikit anak yang sulit menangkap visi orang tua untuk dirinya. Pada akhirnya, anak menganggap orang tua tidak memahami dirinya atau merasa terbeban dengan kemauan orang tuanya. Berkecimpung di dunia psikologi, khususnya pada bidang pendidikan, saya percaya bahwa peran orang tua terhadap anak TIDAK PERNAH BERKURANG apalagi hilang. Peran orang tua menjadi BERUBAH, menyesuaikan tahap perkembangan anaknya.

      Ibarat kepala sekolah, tugas kepala sekolah TK tidak lebih ringan daripada kepala sekolah SMA. Peran mereka menjadi BERBEDA. Mari kita ingat saat anak kita masih kecil dulu, apa yang kita lakukan saat anak kita takut naik sepeda? Takut berkenalan dengan orang baru? Rata-rata jawaban orang tua berkisar pada akan mendampingi dan menuntun anaknya secara perlahan, paling mudah dengan menyemangatinya agar berani memulai langkah. Langkah tersebut bisa saja sebatas duduk di pedal kemudian orang tua yang mengayuh atau sebatas menjawab pertanyaan orang baru yang meminta kenalan. Bagaimana situasi serupa terjadi tapi usia anak kita sudah kita anggap besar/dewasa? Apa yang dapat orang tua lakukan ketika anak yang sudah menjadi mahasiswa merasa keberatan dengan tuntutan akademisnya atau begitu takut mengambil keputusan terkait masa depannya?

     Orang tua perlu mengingat bahwa perkuliahan merupakan masa penuh tantangan. Anak sudah dianggap dewasa, tapi berada di rentang usia yang belum bekerja (profesional) atau belum berkeluarga. Artinya, mahasiswa masih berada pada tahap transisi menuju dewasa. Lalu apa yang orang tua dapat lakukan? Hal sangat esensial yang orang tua dapat lakukan adalah melalui encouraging mahasiswa.

    Encouraging not pushing. Encouragement berbicara mengenai proses dan usaha yang memfasilitasi perkembangan mindset. Melalui proses dan usaha ini, ujungnya adalah bagaimana orang tua dapat menstimulasi agar anak paham mengenai kesempatan yang ia miliki serta kekuatan atau potensi apa yang dapat dikembangkannya. Dengan kata lain, encouraging menumbuhkan kesadaran internal pada anak untuk dapat mengenali atau menilai keadaan dirinya sendiri. Hal ini penting mengingat perbedaan mendasar antara dewasa dan belum dewasa adalah jawab personal terhadap permasalahan yang mereka hadapi (ownership).

       Lalu bagaimana cara agar kita sebagai orang tua dapat meng-encourage anak? Terdapat dua hal yang perlu dilakukan (O’Roarty, 2016), pertama adalah orang tua hadir seutuhnya (being present), bahkan hingga intonasi atau ekspresi wajah. Kehadiran orang tua penting untuk menimbulkan rasa aman pada anak. Bahwa diri mereka berharga dan bahwa orang tua akan selalu berada di posisi yang mendukung dan menerima diri mereka apa adanya.

     Kedua, encouraging melalui bahasa atau kata-kata. Gunakan pilihan kata yang menunjukkan dukungan positif pada anak, seperti: “Kamu begadang untuk menyelesaikan tugas, ya.”, “Terima kasih kamu sudah mencoba, papa/mama salut dengan keberanian kamu.”, “Butuh usaha keras dan komitmen untuk menyelesaikan semua target studi kamu, tapi saya lihat kemauan kamu dan pada akhirnya kamu menjadi berhasil.” Kata-kata tersebut dapat kita lontarkan ketika kita melihat apa yang mereka sedang lakukan atau ketika kita melihat anak berhasil melampaui “keterbatasan”nya sehingga anak dapat semakin menyadari kualitas positif di dalam dirinya (O’Roarty, 2016). Tujuan atau visi kita sebagai orang tua akan tersampaikan dan perlahan mulai terealisasi.

      Tanamkan dalam diri kita sebagai orang tua, seperti ungkapan seseorang yang pernah saya dengar ketika beribadah, “Orang tua pernah menjadi anak, tapi anak belum pernah menjadi orang tua. Jadi siapa yang harusnya memahami siapa?”. Kita sebagai orang tua perlu mengingat bahwa yang anak kita butuhkan adalah teman bukan lawan bicara. Kekuatan kata-kata kita dapat menjadi pengingat bagi anak ke depannya.

“Kata-kata berfungsi seperti kunci. Jika kita memilihnya secara tepat, kita akan dapat membuka hati manapun.”

– Gulfsha Saifi –

 

Referensi:

O’Roarty, Casey. (2016). How to be An Encouraging Parent. Diakses dari https://www.positiveparentingconnection.net/how-to-be-an-encouraging-parent/ pada 29 November 2018.

McConville, Mark. (2018). How to Help a Teenager be College-Ready. Diakses dari https://www.nytimes.com/2018/07/26/well/how-to-help-a-teenager-be-college-ready.html pada 3 Desember 2018.

Gambar cover diambil dari Google.


Published at :
Written By
Feni Sarinta P., M.Psi., Psikolog
Counselor

Periksa Browser Anda

Check Your Browser

Situs ini tidak lagi mendukung penggunaan browser dengan teknologi tertinggal.

Apabila Anda melihat pesan ini, berarti Anda masih menggunakan browser Internet Explorer seri 8 / 7 / 6 / ...

Sebagai informasi, browser yang anda gunakan ini tidaklah aman dan tidak dapat menampilkan teknologi CSS terakhir yang dapat membuat sebuah situs tampil lebih baik. Bahkan Microsoft sebagai pembuatnya, telah merekomendasikan agar menggunakan browser yang lebih modern.

Untuk tampilan yang lebih baik, gunakan salah satu browser berikut. Download dan Install, seluruhnya gratis untuk digunakan.

We're Moving Forward.

This Site Is No Longer Supporting Out-of Date Browser.

If you are viewing this message, it means that you are currently using Internet Explorer 8 / 7 / 6 / below to access this site. FYI, it is unsafe and unable to render the latest CSS improvements. Even Microsoft, its creator, wants you to install more modern browser.

Best viewed with one of these browser instead. It is totally free.

  1. Google Chrome
  2. Mozilla Firefox
  3. Opera
  4. Internet Explorer 9
Close