People Innovation Excellence

SIAP SIAGA MENGHADAPI BENCANA

Beberapa bulan ke belakang, Indonesia dilanda duka akibat adanya bencana alam yang menimpa dua wilayahnya. Di akhir bulan Juli hingga Agustus, Lombok, Nusa Tenggara Barat mengalami rangkaian gempa bumi. Sebulan kemudian, tepatnya, 28 September 2018, terjadi gempa bumi di Donggala, Sulawesi Tengah. Kedua gempa ini memberikan dampak berupa kerusakan rumah dan berbagai fasilitas serta memakan korban jiwa.

Bahaya alam yang berubah menjadi bencana, seperti gempa bumi, potensial terjadi di Indonesia sebagai akibat dari letak geografis negara kita. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di Ring of Fire dengan banyaknya gunung berapi serta pertemuan empat lempeng tektonik: lempeng Benua Asia, Australia, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik. Oleh karena itu, aktivitas magmatik atau bergeraknya lempeng bumi dapat mengarah pada terjadinya gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.

Pemerintah sendiri sudah bergerak secepat mungkin, tidak hanya dari sisi intervensi untuk penanganan bencana yang terjadi namun juga dalam usaha mitigasi. Dari segi peraturan dan kebijakan, terdapat Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang berkaitan dengan pengurangan risiko bencana dan penanggulangan bencana. Di samping itu, terdapat lembaga pemerintah seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPBD) untuk bidang perencanaan dan pelaksanaan terkait penanganan bencana.

Di tingkat Universitas, Binus University juga melakukan beberapa upaya terkait prevensi bencana, salah satunya melalui simulasi menghadapi gempa bumi dan kebakaran. Simulasi bencana yang dilakukan juga didukung dengan beberapa fasilitas yang mendukung, seperti tangga darurat, alat pemadam, sirine, pengeras suara, dan titik kumpul. Meski demikian, hal yang perlu dipersiapkan tidak hanya bersifat fisik atau logistik saja, melainkan juga dari sisi psikologik. Kita perlu menyadari akan perlunya persiapan dan mitigasi dampak emosional yang mungkin muncul karena bencana.

Rasa khawatir, panik, dan takut yang muncul ketika bencana merupakan hal yang wajar. Hal yang paling penting untuk dilakukan dalam rangka siaga menghadapi bencana adalah dengan memiliki rencana emergensi. Kita perlu mengenali dengan baik daya tahan dan kemampuan kita dalam menghadapi situasi menekan seperti bencana. Kita dapat berdiskusi dan membahas dengan pihak yang berwenang/kapabel terkait dengan skema besar perencanaan menghadapi bencana (apakah tempat kita beraktivitas rawan akan banjir atau gempa, bagaimana prosedur keselamatan lingkungan, layanan atau fasilitas terkait kondisi emergensi, dan sebagainya).

Hal yang sama juga berlaku pada orang tua. Orang tua dapat melakukan persiapan berupa diskusi guna melengkapi wawasan terkait bencana ditambah dengan mencari informasi terkait sadar bencana yang dapat diakses dari website BNPB. Di sisi lain, orang tua perlu membangun komunikasi reguler dengan anggota keluarganya, termasuk mahasiswa. Pastikan komunikasi antar anggota berjalan lancar sehingga dapat mengurangi kekhawatiran dan dapat tanggap melakukan pemantauan saat bencana terjadi. Orang  tua dapat mengajak anggota keluarganya untuk mencantumkan nomor-nomor penting sebagai kontak darurat di ponsel.

Referensi:

Aziz, Nuraki. (2018). Mengapa gempa terus terjadi di Indonesia? https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45086874 Diakses pada 30 Oktober 2018.

BNPB. (n.d). Pengetahuan Kebencanaan. https://bnpb.go.id/. Diakses pada 30 Oktober 2018.

Guterman, Pearl S. (2005). Psychological Preparedness for Disaster. http://www.ceep.ca/resources/Guterman2005_Psychological_Preparedness_for_Disaster.pdf. Diakses pada 30 Oktober 2018.

International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies. (n.d). Memperkuat Undang-Undang dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Indonesia. https://www.ifrc.org/PageFiles/233375/Strengthening%20Law%20and%20DRR%20in%20Indonesia%20IND%20LR.PDF. Diakses pada 30 Oktober 2018.

Cover picture diambil dari google.co.id


Published at :

Periksa Browser Anda

Check Your Browser

Situs ini tidak lagi mendukung penggunaan browser dengan teknologi tertinggal.

Apabila Anda melihat pesan ini, berarti Anda masih menggunakan browser Internet Explorer seri 8 / 7 / 6 / ...

Sebagai informasi, browser yang anda gunakan ini tidaklah aman dan tidak dapat menampilkan teknologi CSS terakhir yang dapat membuat sebuah situs tampil lebih baik. Bahkan Microsoft sebagai pembuatnya, telah merekomendasikan agar menggunakan browser yang lebih modern.

Untuk tampilan yang lebih baik, gunakan salah satu browser berikut. Download dan Install, seluruhnya gratis untuk digunakan.

We're Moving Forward.

This Site Is No Longer Supporting Out-of Date Browser.

If you are viewing this message, it means that you are currently using Internet Explorer 8 / 7 / 6 / below to access this site. FYI, it is unsafe and unable to render the latest CSS improvements. Even Microsoft, its creator, wants you to install more modern browser.

Best viewed with one of these browser instead. It is totally free.

  1. Google Chrome
  2. Mozilla Firefox
  3. Opera
  4. Internet Explorer 9
Close