People Innovation Excellence

Ekspektasi Orangtua terhadap Remaja

Kemajuan teknologi memberikan berbagai macam dampak terhadap kehidupan manusia, salah satunya adalah kemunculan media sosial yang tidak jarang memicu persaingan antar individu. Orang gemar membandingkan berbagai hal, misalnya dari segi penampilan fisik, harta, bahkan perkembangan anak. “Si A anaknya kok penurut ya?”, “Si B kok anaknya selalu juara kelas ya? Kenapa anakku tidak?”. Secara tidak sadar perbandingan tersebut memunculkan ekspektasi tersendiri dalam diri orangtua.

Ekspektasi merupakan suatu pola pikir yang dipegang untuk membantu orang berubah dari waktu ke waktu, dari lama ke baru dan dari hal yang tidak diketahui menjadi tahu di mana kesemua hal tersebut dapat membantu seseorang dalam menghadapi tuntutan di masa yang akan datang. Contoh ekspektasi yang orangtua umumnya miliki untuk anaknya yang duduk di perguruan tinggi:

“Anak saya harus lulus dengan IPK minimal 3,5”

“Anak saya akan lulus tepat waktu”

 “Lulusan jurusan ini banyak yang sukses makanya anak saya pasti akan sukses

Sifat antisipatif dari ekspektasi dapat memudahkan individu dalam menjalani kehidupan apabila ekspektasi tersebut sesuai dengan kenyataan. Namun demikian, orangtua acap kali memberikan ekspektasi yang terlalu tinggi untuk anaknya. Ekspektasi tersebut menjadi tidak realistis sehingga membuat orangtua sulit menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi kala anak beranjak dewasa. Terdapat tiga jenis ekspektasi, yaitu:

Prediksi adalah hal yang dipercaya orangtua akan terjadi pada masa remaja. Misalnya orangtua mengatakan bahwa anaknya pasti akan terbuka seperti yang biasa dilakukannya sejak kecil. Namun saat beranjak remaja, seseorang cenderung lebih menjaga rahasia dan kurang dekat dengan orangtuanya terkait adanya keinginan untuk mandiri. Saat prediksinya tidak tercapai, orangtua akan kaget dan menjadi lebih cemas karena berkurangnya komunikasi dengan anak.

Ambisi adalah hal yang orangtua inginkan terjadi pada masa remaja. Misalnya, orangtua ingin anak terus mendapatkan nilai bagus seperti saat di sekolah. Namun pada masa remaja, banyak yang mengalami penurunan prestasi akibat banyaknya perubahan yang terjadi. Saat ambisi tidak tercapai, banyak orangtua yang menjadi kecewa terhadap anaknya.

Kondisi adalah hal yang dipercaya orangtua harus terjadi pada masa remaja. Misalnya orangtua ingin anak terus memberitahu semua hal yang terjadi dalam kehidupan anak. Namun pada masa remaja, anak banyak menyembunyikan informasi agar lebih bebas. Anak memilih untuk tidak mengatakan keseluruhan cerita atau bahkan berkata bohong. Saat ekspektasi ini tidak tercapai, orangtua akan marah dan merasa dikhianati.

Orangtua akan merasa kaget, kecewa, marah, cemas, ataupun sedih dengan perubahan yang terjadi pada remaja dimana hal tersebut dapat memperburuk situasi yang remaha sedang alami. Penelitian oleh Agliata dan Renk (2008) mengatakan bahwa terkadang anak memiliki perbedaan persepsi terhadap ekspektasi orangtua mengenai hasil studinya. Anak yang merasa tidak dapat memenuhi ekspektasi orangtua cenderung memiliki rasa percaya diri rendah dan kurang mampu menyesuaikan diri di lingkungan.

Kemudian, apa yang orangtua dapat lakukan? Orangtua dapat memiliki ekspektasi yang tidak terlalu tinggi ataupun tidak terlalu rendah apabila orangtua telah memahami kondisi remaja. Orangtua tidak sekedar memberikan ekspektasi tetapi juga memberikan bimbingan dan pendampingan terhadap remaja melalui diskusi bersama. Komunikasi asertif menjadi kunci utama yang menjembatani anak dan orangtua sehingga anak terhindar dari stres akibat salah mengartikan ekspektasi orangtua.

 

Referensi:

Agliata, A.K. & Renk, K. J. (2008). Youth Adolescence 37: 967. https://doi.org/10.1007/s10964-007-9200-8

Pickhardt, C.E. (2018). Managing Expectations When Parenting an Adolescent. https://www.psychologytoday.com/us/blog/surviving-your-childs-adolescence/201804/managing-expectations-when-parenting-adolescent


Published at :

Periksa Browser Anda

Check Your Browser

Situs ini tidak lagi mendukung penggunaan browser dengan teknologi tertinggal.

Apabila Anda melihat pesan ini, berarti Anda masih menggunakan browser Internet Explorer seri 8 / 7 / 6 / ...

Sebagai informasi, browser yang anda gunakan ini tidaklah aman dan tidak dapat menampilkan teknologi CSS terakhir yang dapat membuat sebuah situs tampil lebih baik. Bahkan Microsoft sebagai pembuatnya, telah merekomendasikan agar menggunakan browser yang lebih modern.

Untuk tampilan yang lebih baik, gunakan salah satu browser berikut. Download dan Install, seluruhnya gratis untuk digunakan.

We're Moving Forward.

This Site Is No Longer Supporting Out-of Date Browser.

If you are viewing this message, it means that you are currently using Internet Explorer 8 / 7 / 6 / below to access this site. FYI, it is unsafe and unable to render the latest CSS improvements. Even Microsoft, its creator, wants you to install more modern browser.

Best viewed with one of these browser instead. It is totally free.

  1. Google Chrome
  2. Mozilla Firefox
  3. Opera
  4. Internet Explorer 9
Close